Berkah saat di tanah suci yang sangat jarang dirasakan, mudah2an kita semuanya dapat merasakan berkah demikian, aamiiin. Sahabat 3MP, Suatu kisah religi atau bahkan hal-hal yang tidak masuk akal seringkali dialami oleh para jamaah haji ataupun umroh. Dari kisah yang unik, berkesan, kisah penuh hikmah juga kisah yang menyayat hati pun ada. Setiap orang akan diganjar dengan niatnya.
Terlebih saat di tanah haram, pasti segala ucapan menjadi doa dan Allah dengan mudah mengabulkannya. Karena itu saat akan pergi haji atau umrah, yang paling penting adalah menata niat. Setelah niat sudah diperbaiki sebelum berangkat beribadah ke tanah Makkah.
Setibanya di Makkah dan Madinah pun harus menjaga lisan, tidak hanya lisan, yang paling penting harus di jaga justru hati. Sebab lisan boleh berbohong, akan tetapi hati manusia selalu berbicara jujur.
Setiap muslim yang berkesempatan berkunjung ke Baitullah pasti merasakan kesyukuran dan suka cita karena sudah dipanggil oleh Allah untuk menyempurnakan rukun islam yang ke lima. Dengan doa dan harapan agar islam dalam diri menjadi lebih sempurna.
Majelis Ziarah & Umrah 3mitraplus via 3mitraplus.co.id
Haji bagi yang mampu, jika Allah sudah berkata bahwa kita mampu untuk menyempurnakan rukun islam yang ke lima. Tentu kita harus lebih bersemangat melakukan segala ibadah.
Dan juga memperbaiki hati yang paling utama. Karena sumber dari segala penyakit adalah hati. Karena itu sebelum menyempurnakan ibadah, paling penting adalah menata hati dan pikiran kita.
Ada Kisah menarik dari sepasang suami istri yang melaksanakan haji pada tahun 2008 mengenai Hijir ismail. Katanya, saat mereka bertawaf dan mendekati Hijir ismail, mereka merasakan adanya angin yang sangat sejuk, bahkan cenderung dingin.
Mereka tidak tahu dari mana asalnya dan apakah jamaah lain ada juga yang merasakan. Herannya, angin tersebut hanya mereka rasakan saat mendekati area Hijir Ismail saja.
Melihat kenyataan itu sang suami secara spontan mengatakan bahwa bisa jadi itu adalah angin surga seperti yang mereka dengar saat manasik haji. Saat manasik, mereka memang diceritakan mengenai adanya kemungkinan para jamaah bisa merasakan angin surga saat melintas dekat Hijir Ismail.
Akhirnya mereka memutuskan untuk tak mencari tahu lebih lanjut mengenai asal usul angin tersebut. Yang penting mereka sangat mensyukuri bisa menikmati ‘angin surga’ yang begitu menyejukkan ditengah-tengah padatnya aktivitas tawaf. (seperti yang ditulis oleh Muhammad Leo Tumewu dalam bukunya yang berjudul Haji – Realita Sebuah Takdir)
Dari cerita diatas kita akan mendapatkan sebuah hikmah, bahwa sesungguhnya kejadian apapun yang menimpa pada diri kita, akan terasa lebih indah bila kita bisa melihatnya dengan mengingat kebesaranNYA.
Kejadian apapun itu, bahkan ‘hembusan angin sejuk’ yang mungkin bagi sebagian besar orang akan dirasakan sebagai peristiwa alam biasa. Selalu ingatlah pada kebesaranNYA, pada kasih sayangNYA, pada kekuasaanNYA, maka niscaya kita akan bertemu dengan wajahNYA kemanapun kita menghadap.